Saya terkadang kalau bicara soal 6 tokoh
ini yang ditolak jadi Capres rasanya kok kasihan ya, saya merasa ikut
kasihan kepada beberapa orang yang baru-baru ini disebut dalam sebuah
survey yang diadakan oleh 60 Pakar UI yang menjadi responden survei
Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia.
Walau hanya 60 orang pakar, tapi ternyata
dari hasil tersebut sangat banyak masyarakat luas lainya yang sepakat
dengan hasil survey tersebut. Walaupun demikian tetap saja ada yang
masih tetap mendukung ke 6 tokoh tersebut untuk terus maju jadi Capres
di Pemilu 2014.
Salah satu survey yang dilakukan oleh
tersebut menghasilkan keputusan diantaranya terkait dengan 6 Tokoh
Nasional yang ditolak jadi Capres pada Pemilu 2014.
Sebelumnya diketahui bahwa Laboratorium
Psikologi Politik Universitas Indonesia mengadakan survey terkait dengan
beberapa tokoh yang ditolak maju jadi Capres 2i Pemilu 2014 nanti.
Beberapa nama tersebut diantaranya,
Prabowo yang jumlah suara penolakanya mencapai 20 persen menolak Prabowo
untuk jadi Calon Presiden di Pemilu 2014.
Selain Prabowo ada nama lainya yang
ditolak untuk jadi capres di Pemilu 2014, diantaranya ialah raja dangdut
Rhoma Irama yang ditolak sebesar 18 persen, kemudian Ketua Umum Partai
Golkar Aburizal Bakrie juga 18 persen, Ketua Umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri sebanyak 7 persen,
peserta Konvensi Capres Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo sebesar 3
persen, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto 3 persen.
Dari beberapa tokoh tersebut diatas,
diantara mereka sudah ngotot dan melakukan promosi habis-habisan melalui
berbagai media televisi, media online, jejaring social, dan
lain-lainya.
Namun sayangnya, perjuangan yang mereka lakukan supaya mendapat simpati dari rakyat sepertinya jauh dari harapan.
Entah sudah berapa ratus juta bahkan
milyaran rupiah untuk ambisi mereka dalam mencalonkan diri menjadi
Capres di Pemilu 2014 nanti.
Kisah derita mereka yang ditolak untuk jadi Capres Pemilu 2014 sangat berbanding terbalik dengan kisah Jokowi.
Jokowi dengan kesederhanaan dan “Low
Profile”nya serta tidak adanya ambisi untuk jadi Capres di Pemilu 2014
justru hingga detik ini masih menjadi satu-satunya Calon Presiden yang
paling POPULER dan diharapkan rakyatnya.
Walaupun kepastian pencalonan presiden
Jokowi belum ada kepastianya, tapi gerakan mendukung Jokowi untuk maju
menjadi Capres di Pemilu 2014 bermunculan dimana-mana.
Dari kedua peristiwa ini memang Pemilu 2014 akan terjadi banyak kisah yang serba sulit diprediksi.
Mereka yang “ngebet” dan gencar
mempromosikan diri mereka untuk jadi Calon Presiden dengan biaya ratusan
juta hingga Milyaran rupiah justru ditolak.
Sedangkan Jokowi yang tidak pernah
mencalonkan diri jadi Capres justru malah sangat dinanti untuk tetap
maju jadi Capres di Pemilu 2014.
Dengan kondisi tersebut tentunya yang
paling pusing adalah mereka yang sudah menghambur-hamburkan duit mereka
kepada tim sukses dan iklan-iklan agar dapat simpati rakyat tapi justru
ditolak.
Hal ini sudah pasti akan menjadi kondisi yang sangat dilematis buat mereka.
Mungkin kalau secara ambisi, dengan hasil
survey yang menolak mereka jadi Capres, mereka para tokoh yang memang
dari awal sudah “ngebet” jadi Presiden, menurut saya tetap akan terus
“Ngebet” untuk jadi Capres di Pemilu 2014 nanti.
Mereka juga pastinya akan diberikan
suport oleh para Tim Sukses yang mungkin sudah diberikan banyak uang
supaya tetap mendukung agar mereka para tokoh tersebut untuk maju
menjadi Capres di Pemilu 2014.
Mungkin saja tim sukses mereka akan tetap
bilang, silahkan para pakar menolak tokoh idola mereka untuk tetap maju
jadi Capres di Pemilu 2014, Tapi yakinlah masih banyak rakyat yang
mendukung. Semnagat seperti itulah yang pasti akan terus diserukan agar
para tim sukses akan tetap dapat kuncuran dana dari orang-orang yang
“ngebet” untuk jadi Capres?
Memang kondisi ini dilema sekali..
Sebagai rakyat biasa, mari kita tunggu
saja perkembangan dan perilaku para politisi kita dalam perebutan
kekuasaan di Pemilu 2014.
dikutip dari DETIK.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar